Wednesday, February 1, 2012

Biologi Umum - Sistem Imun

SISTEM IMUN DAN FUNGSINYA

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. 

Fungsi sistem Imun : 
  1. Mempertahankan tubuh terhadap invasi sel asing dan sel kanker; memperlancar jalan untuk memperbaiki jaringan.
  2. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
  3. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
  4. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. 

• Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

LAPISAN SISTEM IMUN PADA MANUSIA 



Pertahanan lapis pertama: Pertahanan fisik (physical barrier)

Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan nonspesifik (innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik (learned/adaptive immune system)
Patogen bagi tubuh manusia
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa bersel satu
5. Parasit 




STRUKTUR SISTEM IMUN 

> Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh = organ limfoid
> Organ limfoid: ‘rumah’ bagi limfosit
> Jaringan limfoid primer:
   (1) kelenjar thymus
   (2) sumsum tulang
> Jaringan limfoid sekunder:
   (1) berkapsul: limpa & kelenjar limf
   (2) tidak berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jaringan limfoid di kulit, saluran napas, kemih, & reproduksi
Aktifitas yang berkaitan dengan sistem pertahanan :
1. Pertahanan terhadap patogen penginvasi
2. Pengeluaran sel sel yang aus, debris jaringan
3. Identifikasi dan destruksi sel abnormal / mutan yang berasal dari tubuh sendiri surveilans imun
4. Respon imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi
5. Penolakan sel sel jaringan asing transplantasi organ

Jaringan Limfoid
Merupakan jaringan yang memproduksi, menyimpan, & memproses limfosit

Mencakup: sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid, appendiks, & agregat jaringan limfosit di saluran cerna (GALT= gut-associated lymphoid tissue/ Plak Peyer)
Sistem Kekebalan Non-spesifik
Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, namun tidak dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dalam sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen

FAKTOR-FAKTOR YANG MELEMAHKAN SISTEM IMUN 
  •  Antibiotik 
  •  X-ray 
  •  Kemoterapi 
  •  Vaksinasi 
  •  Alkohol dan rokok 
  •  Bahan kimia 
  •  Pembedahan tidak perlu 
  •  Gula dan lemak 
  •  Radiasi 
  •  Asap kendaraan 
  •  Tekanan 
  •  Kosmetik 

GANGGUAN SISTEM IMUN
1. Lack of response (imunodefisiensi)
contoh: AIDS, leukemia

2. Incorrect response (penyakit autoimun)
contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple sclerosis; penyakit Graves.

3. Overactive response (alergi/hipersensitivitas)
contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi


Penyakit Imunologi HIV AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome, merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

Penyakit HIV AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang dikenali sebagai HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyebabkan kegagalan sistem imun tubuh.

Penyakit HIV AIDS melumpuhkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit (sistem imun tubuh). Ini karena kuman HIV telah memusnahkan sel T CD4+ yang bertanggungjawab melawan penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteria, virus dan lain-lain.

HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein.

Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.

Epidemiologi 
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia), dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas kering (open) dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat hidup dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup dalam darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu. Selain itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia seperti Nonoxynol-9, sodium klorida dan sodium hidroksida.

Gejala Infeksi HIV/AIDS 
  • Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal. Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.
  • Infeksi kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi sampai 10 tahun. 
  • Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS. 

AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyerta infeksi HIV. Gejala yang tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.


Cara Penularan 
  • HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV. 
  • Cara penularan melalui hubungan seksual tanpa pengaman/ kondom, jarum suntik yang digunakan bersama-sama, tusukan jarum untuk tatto, transfusi darah dan hasil olahan darah, transplantasi organ, infeksi ibu hamil pada bayinya(sewaktu hamil, melahirkan maupun menyusui). 
  • HIV tidak ditularkan melalui tempat duduk WC, sentuhan langsung dengan penderita HIV (bersalaman, berpelukan), tidak juga melalui bersin, batuk, ludah ataupun ciuman bibir (French kissing), maupun melalui gigitan nyamuk atau kutu.


Sumber:
Materi Diskusi Kelompok 2 Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Jambi pada mata kuliah Biologi Umum.



2 comments:

Mohon tetap santun ya... Terimakasih.
(Please, be polite... Thanks.)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...