Ini adalah sebuah kisah nyata yang berceritakan tentang Cinta.
Adalah seorang anak laki-laki bernama Jack, ia adalah anak seorang pedagang kue keliling di daerah tempat ia tinggal. Suatu hari, ayahnya jatuh sakit dan tidak bisa menjajahkan kue. Tak ada alasan lain bagi Jack untuk tidak menggantikan ayahnya menjajahkan kue, karena itulah sumber biaya hidup mereka.
Jack menjajahkan kue. Di tengah perjalanannya, ia tak kuasa menahan lapar. Ia sempat berpikir untuk memakan sebagian dari kue yang seharusnya ia jual. Namun, saat itu juga ia memikiran ayahnya yang sedang sakit. Bagaimana mereka bisa hidup jika ia memakan kue itu. Ia terus berjalan dengan mengesampingkan rasa laparnya.
Saat itu bertemulah dia dengan seorang gadis kecil, namanya Linda. Ketika ia melihat Jack, Linda merasa iba dan tahu kalau Jack sedang dalam keadaan lapar. Linda pun masuk ke rumah dan kembali dengan membawakan segelas susu. Ia memberikan susu tersebut dan berkata, “Aku tidak punya uang, dan kalau pun aku punya aku tak menginginkan kue mu. Tapi aku tahu kau lapar, minumlah susu ini.” Jack sangat berterimakasih atas pemberian Linda dan meminum susu itu.
20 Tahun berlalu sejak saat itu, Linda kecil tumbuh menjadi gadis dewasa. Namun, pada usianya ia didiagnosa mengidap kanker rahim. Dan ia bercerita tentang penyakitnya di blog pribadinya. Ia tahu bahwa ia tak punya cukup uang untuk melakukan operasi, karena ia dan keluarganya bukanlah keluarga yang berada. Kanker itu bertambah parah. Tak ada satu pun rumah sakit yang mau menerimanya. Tidak, tanpa membayar terlebih dahulu.
Tapi, ada sebuah rumah sakit besar yang mau menerimanya dan menjalankan operasi tanpa harus membayar terlebih dahulu. Operasi dilakukan. Rahimnya diangkat dan kankernya dibuang. Saat ia sadar setelah operasi, satu-satunya yang ia pikirkan adalah, “bagaimana aku harus membayar semuanya?”
Linda mendatangi meja administrasi dan menjumpai seorang wanita di sana.
“Berapa biaya operasi saya?”, tanya Linda.
“Apakah nama Anda Linda?”, tanya wanita itu.
“Iya, saya Linda.” Jawabnya.
“Anda dirawat di ruang 21-D?” tanya wanita itu kembali.
“Iya, benar.” Ujarnya kembali.
“Ada sebuah amplop untuk anda, saya tidak tahu apa isinya.” Wanita itu lalu memberikan sebuah amplop kepada Linda. Dengan perasaan takut akan sejumlah angka yang akan dibayarnya, Linda membuka amplop tersebut sangat perlahan. Ia sangat khawatir. Namun, setelah ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isinya, bukan secarik kertas berisi angka yang didapatinya. Melainkan secarik kertas bertulisan kecil...
Adalah seorang anak laki-laki bernama Jack, ia adalah anak seorang pedagang kue keliling di daerah tempat ia tinggal. Suatu hari, ayahnya jatuh sakit dan tidak bisa menjajahkan kue. Tak ada alasan lain bagi Jack untuk tidak menggantikan ayahnya menjajahkan kue, karena itulah sumber biaya hidup mereka.
Jack menjajahkan kue. Di tengah perjalanannya, ia tak kuasa menahan lapar. Ia sempat berpikir untuk memakan sebagian dari kue yang seharusnya ia jual. Namun, saat itu juga ia memikiran ayahnya yang sedang sakit. Bagaimana mereka bisa hidup jika ia memakan kue itu. Ia terus berjalan dengan mengesampingkan rasa laparnya.
Saat itu bertemulah dia dengan seorang gadis kecil, namanya Linda. Ketika ia melihat Jack, Linda merasa iba dan tahu kalau Jack sedang dalam keadaan lapar. Linda pun masuk ke rumah dan kembali dengan membawakan segelas susu. Ia memberikan susu tersebut dan berkata, “Aku tidak punya uang, dan kalau pun aku punya aku tak menginginkan kue mu. Tapi aku tahu kau lapar, minumlah susu ini.” Jack sangat berterimakasih atas pemberian Linda dan meminum susu itu.
20 Tahun berlalu sejak saat itu, Linda kecil tumbuh menjadi gadis dewasa. Namun, pada usianya ia didiagnosa mengidap kanker rahim. Dan ia bercerita tentang penyakitnya di blog pribadinya. Ia tahu bahwa ia tak punya cukup uang untuk melakukan operasi, karena ia dan keluarganya bukanlah keluarga yang berada. Kanker itu bertambah parah. Tak ada satu pun rumah sakit yang mau menerimanya. Tidak, tanpa membayar terlebih dahulu.
Tapi, ada sebuah rumah sakit besar yang mau menerimanya dan menjalankan operasi tanpa harus membayar terlebih dahulu. Operasi dilakukan. Rahimnya diangkat dan kankernya dibuang. Saat ia sadar setelah operasi, satu-satunya yang ia pikirkan adalah, “bagaimana aku harus membayar semuanya?”
Linda mendatangi meja administrasi dan menjumpai seorang wanita di sana.
“Berapa biaya operasi saya?”, tanya Linda.
“Apakah nama Anda Linda?”, tanya wanita itu.
“Iya, saya Linda.” Jawabnya.
“Anda dirawat di ruang 21-D?” tanya wanita itu kembali.
“Iya, benar.” Ujarnya kembali.
“Ada sebuah amplop untuk anda, saya tidak tahu apa isinya.” Wanita itu lalu memberikan sebuah amplop kepada Linda. Dengan perasaan takut akan sejumlah angka yang akan dibayarnya, Linda membuka amplop tersebut sangat perlahan. Ia sangat khawatir. Namun, setelah ia membuka amplop tersebut dan mengeluarkan isinya, bukan secarik kertas berisi angka yang didapatinya. Melainkan secarik kertas bertulisan kecil...
“CINTA itu UNIVERSAL. CINTA adalah KASIH.” – Dedy Corbuzier
No comments:
Post a Comment
Mohon tetap santun ya... Terimakasih.
(Please, be polite... Thanks.)